Thursday, April 05, 2007

Banjir membuka lembaran selanjutnya (1)



Banjir, rasanya kata itu akan selalu ada di hati dan pikiran seluruh warga perumahan Pinang Griya Permai. Kata itu menjadi identik dengan Ciledug dan Pinang Griya Permai.

Setelah 2 kali terendam dalam kurun waktu 10 tahun ini. Rasanya tidak salah kalo perasaan untuk meninggalkan perumahan ini selalu ada dalam pikiran aku. Rasa bersalah karena benda-benda koleksi aku, anak-anakku dan suamiku hilang setiap 5 tahun sekali juga menjadikan rasa sedih dan kecewa, walau tidak berkepanjangan.

Perasaan ini pasti ada juga di hati seluruh warga, walaupun alhamdullillah berbagai sumbangan datang terus menerus, dari para donatur (pribadi dan perusahaan), ada Artha Graha Peduli, Indonesia Peduli, Indosiar Peduli dan lain-lain, relewan dari Tim Dokter Konstrad, Sampoerna Foundation, warga, pengurus RT/RW/PKK dan masih banyak lagi. Tapi bukan semata-mata itu kan yang kami harapkan. Pastinya warga ingin hidup tenang di hari-hari tuanya tanpa was-was akan bahaya banjir yang selalu rutin datang. Masalah tanggul selalu jadi prioritas utama, perbaikanpun secara rutin diperhatikan. Tapi, tanah di perumahan kami mungkin sudah tidak datar lagi, sudah seperti mangkuk dimana resapan air sudah semakin sulit.... alhasil, banjir lagi, banjir lagi ...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home